Keturunan Ilahi
Manusia dengan segala persoalan hidupnya dihadapkan dalam situasi yang terkadang menuntut sebuah keikhlasan dalam menerima apa yang disebut dengan keberagaman. Keberagaman berarti banyak perbedaan dan kita hidup di dalam dunia yang penuh dengan perbedaan. Sang Pencipta menciptakan kita berbeda satu dengan yang lain mulai dari ras, warna kulit bahkan asal muasal kita. Seiring dengan diberinya kehendak bebas oleh Sang Pencipta kepada manusia yang melebihi nalar binatang, kita pun dapat memilih secara merdeka cara- cara untuk memuja Sang Pencipta. Tiap cara memiliki keunikannya sendiri dan semuanya berbeda- beda. Namun kenapa Sang Pencipta yang sama, dipuja dengan cara- cara yang begitu beragam? Mengapa tidak bisa sama saja caranya? Itulah istimewanya Sang Pencipta. Dia membiarkan kita yang berbeda- beda ini untuk memuja-Nya dengan cara- cara kita sendiri. Dia membiarkan kita untuk tetap berkesadaran penuh dalam menjangkau-Nya. Dia membiarkan kita untuk lepas dari kemelekatan dari yang terlihat. Dia membantu kita untuk mengetahui bahwa cinta kasih di atas segalanya. Berbahagialah karena kita semua dicintai-Nya!
Hal hubungan manusia dengan Penciptanya, seharusnya menjadi urusan yang amat sangat pribadi. Maksudnya di sini adalah manusia harus dapat memastikan bahwa relasinya dengan Sang Pencipta memang sudah benar dan baik. Dalam hal ini manusia dituntut untuk lebih mawas diri dalam melihat kapasitasnya sebagai makhluk ciptaan. Dengan adanya relasi yang baik dengan Penciptanya, maka manusia sepatut dan idealnya akan membangun relasi yang baik dengan makhluk ciptaan yang lain dalam hal ini sesama manusia. Karena juga dengan memiliki relasi yang baik dengan Sang Pencipta, maka manusia akan dapat lebih mencintai perbedaan itu sendiri. Perbedaan dalam cara memuja Sang Pencipta seharusnya tidak menjadi persoalan dan perdebatan apabila kita bisa mencontoh Sang Pencipta yang membiarkan manusia memuja-Nya dengan cara- cara yang berbeda dan unik itu. Manusia dengan segenap kesadarannya, harus masuk dalam pikiran Sang Pencipta agar tidak merasakan perbedaan itu dan lebih merasakan kemanisan dalam persamaan sebagai sesama makhluk ciptaan. Inilah sebenarnya cinta nyata Sang Pencipta kepada manusia agar pada akhirnya manusia lebih mengingat bahwa mereka memiliki Ayah yang sama.
Ini adalah misteri Ilahi. Manusialah yang kelak mencari kebenaran hakiki dalam koridor relasi yang baik dengan Penciptanya dan dalam bimbingan Sang Kebenaran. Kenapa harus relasi yang baik dulu dibangun? Karena Sang Pencipta manusia sudah lebih dahulu sangat baik dan mencintai tanpa syarat. Teori tetaplah teori dan akan lebih berbuah apabila diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Sudah saatnya sesama makhluk ciptaan untuk mengembangkan cinta dan rela berkorban. Sudah saatnya kita membiarkan jiwa dan pikiran kita berkesadaran penuh dan bermeditasi kepada Sang Pencipta agar tercipta keseimbangan hidup yang mencerminkan cinta dan kasih sayang Ilahi. Di dalam pola kehidupan yang begitu rakus dan ego dituhankan, kita harus bergandengan tangan untuk membangun benteng yang kuat agar kedepannya senantiasa bersemangat mencari benang yang sama sebagai ciptaan-Nya. Mencari persamaan ketimbang perbedaan merupakan hal mudah, semudah kita mengingat kebaikan Sang Pencipta. Dan berbahagialah karena kita semua adalah keturunan-Nya! Keturunan Ilahi.
Jakarta, 24 April 2017
Noel Setiadi a.k.a Heaven Yeah!
*the pics taken from google picture
Hal hubungan manusia dengan Penciptanya, seharusnya menjadi urusan yang amat sangat pribadi. Maksudnya di sini adalah manusia harus dapat memastikan bahwa relasinya dengan Sang Pencipta memang sudah benar dan baik. Dalam hal ini manusia dituntut untuk lebih mawas diri dalam melihat kapasitasnya sebagai makhluk ciptaan. Dengan adanya relasi yang baik dengan Penciptanya, maka manusia sepatut dan idealnya akan membangun relasi yang baik dengan makhluk ciptaan yang lain dalam hal ini sesama manusia. Karena juga dengan memiliki relasi yang baik dengan Sang Pencipta, maka manusia akan dapat lebih mencintai perbedaan itu sendiri. Perbedaan dalam cara memuja Sang Pencipta seharusnya tidak menjadi persoalan dan perdebatan apabila kita bisa mencontoh Sang Pencipta yang membiarkan manusia memuja-Nya dengan cara- cara yang berbeda dan unik itu. Manusia dengan segenap kesadarannya, harus masuk dalam pikiran Sang Pencipta agar tidak merasakan perbedaan itu dan lebih merasakan kemanisan dalam persamaan sebagai sesama makhluk ciptaan. Inilah sebenarnya cinta nyata Sang Pencipta kepada manusia agar pada akhirnya manusia lebih mengingat bahwa mereka memiliki Ayah yang sama.
Ini adalah misteri Ilahi. Manusialah yang kelak mencari kebenaran hakiki dalam koridor relasi yang baik dengan Penciptanya dan dalam bimbingan Sang Kebenaran. Kenapa harus relasi yang baik dulu dibangun? Karena Sang Pencipta manusia sudah lebih dahulu sangat baik dan mencintai tanpa syarat. Teori tetaplah teori dan akan lebih berbuah apabila diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Sudah saatnya sesama makhluk ciptaan untuk mengembangkan cinta dan rela berkorban. Sudah saatnya kita membiarkan jiwa dan pikiran kita berkesadaran penuh dan bermeditasi kepada Sang Pencipta agar tercipta keseimbangan hidup yang mencerminkan cinta dan kasih sayang Ilahi. Di dalam pola kehidupan yang begitu rakus dan ego dituhankan, kita harus bergandengan tangan untuk membangun benteng yang kuat agar kedepannya senantiasa bersemangat mencari benang yang sama sebagai ciptaan-Nya. Mencari persamaan ketimbang perbedaan merupakan hal mudah, semudah kita mengingat kebaikan Sang Pencipta. Dan berbahagialah karena kita semua adalah keturunan-Nya! Keturunan Ilahi.
Jakarta, 24 April 2017
Noel Setiadi a.k.a Heaven Yeah!
*the pics taken from google picture

No comments