Memaknai Hari Pendidikan Nasional- Sebuah Refleksi - cuma tulisan liar biasa

Memaknai Hari Pendidikan Nasional- Sebuah Refleksi

Setiap tanggal 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Nasional. Dan setiap orang punya caranya masing- masing untuk merayakannya. Bentuk perayaannya biasanya ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, dari tingkat kecamatan hingga pusat, disertai dengan penyampaian pidato bertema pendidikan oleh pejabat terkait (1). Kurang lebih seperti itulah gambaran kebiasaan umum yang biasa dilakukan pada Hari Pendidikan Nasional yang sebenarnya adalah tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara ini. Saya yakin banyak orang tahu akan sejarah Hari Pendidikan Nasional ini. Kalau saya sendiri sebenarnya juga tidak tahu banyak kok. Oia, untuk generasi era sekarang pasti tidak lupa untuk mengupdatenya di lini masa media sosial terkait perayaan Hari Pendidikan Nasional ini. Silahkan dicek sendiri.

Ada hal yang ingin saya bahas di sini melalui kaca mata pikiran saya. Hal itu adalah pendidikan itu sendiri. Apa sih pendidikan? Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian (2). Mari kita runut dan bahas setiap kata dan kalimat yang terkandung dalam pengertian pendidikan di atas. Ini benar- benar berdasarkan pendapat dan pemikiran saya. Kalau ada yang tidak setuju, ya tidak apa- apa.

Yang pertama adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang. Kalimat yang saya bold di atas dapat saya artikan sebagai proses manusia dalam mempelajari segala hal untuk membuat dirinya terdidik dan membuka wawasannya. Ya, segala hal sudah sepatutnya dipelajari dan biarlah ilmu pengetahuan membimbing kita untuk mencapai keluasan pikiran. Menjalani hidup di era model sekarang ini amat sangat membutuhkan keluasan pikiran. Jika tidak, maka akan tercipta pikiran- pikiran sempit nan pendek. Pelajarilah segala hal agar tercipta banyak sudut pandang, agar lebih tercipta banyak kaca mata pemikiran. Mempelajari segala hal tidak akan menggerus keimanan kita kawan apalagi kita otomatis murtad. Oh tentu saja tidak kawan! Pelajarilah kehidupan yang sudah diberikan secara cuma- cuma oleh Sang Pencipta ini! Dan dengan mempelajari dengan sungguh, maka kita sudah siap untuk membagikannya.



Kalimat yang saya bold berikutnya adalah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Apa yang terngiang di benak anda? Kalau saya sudah jelas yaitu kewajiban saya untuk mengatakan dan membagikan tentang kebenaran demi kebaikan komunal. Kita perlu dengan sekuat tenaga untuk mengajarkan ilmu pengetahuan sebagai bentuk penghormatan kita akan akal budi yang sudah diberikan secara cuma- cuma oleh Sang Pencipta. Perlu dengan keikhlasan dan keteguhan hati untuk mengajarkan ilmu pengetahuan. Namun perlu digaris bawahi bahwa motivasi dari kewajiban kita ini adalah bukan untuk pemaksaan kehendak namun bahwasanya dunia perlu mengetahui ilmu pengetahuan dan kebenaran ini. Ya, dunia harus tahu dan kita wajib menyampaikannya. Sekali lagi dunia harus tahu tentang sesuatu kebaikan yang dibalut kebenaran dan yang berdiri dalam garis kesadaran penuh bahwa dia memang layak untuk dibagikan dan disampaikan.

Sama halnya dunia perlu tahu bahwa ganja adalah tanaman yang berkhasiat yang bisa dimaksimalkan untuk industri pabrikan (pakaian, sabun, kertas), pengobatan dan rekreasional bahkan spiritual. Tanaman yang digolongkan masuk golongan narkotika tingkat 1 ini, sudah saatnya dibebaskan keluar dari golongan tersebut sehingga tidak lagi menjadi santapan kaum kapitalis lewat propaganda- propaganda sesat dan industri- industri farmasi penuh kimia yang sebenarnya membahayakan kesehatan. Dan sudah saatnya Indonesia bergerak merespon kebutuhan zaman di mana sudah banyak negara lain yang melegalkan untuk keperluan pengobatan dan industri. Dan lebih dari itu semua sesuai dengan spirit dari pendidikan itu sendiri yaitu mempelajari dan mengedukasi diri tentang suatu obyek seperti ganja adalah sebuah keharusan dan ini adalah bagian dari semangat untuk menurunkan ke satu generasi ke generasi berikutnya.

Di atas hanya contoh saja dan masih banyak contoh lain. Yang sangat perlu dari pendidikan ini adalah semangat kita untuk membuka wawasan agar tercipta keluasan pikiran sehingga bermunculan pikiran- pikiran kreatif demi kemajuan kehidupan umat manusia khususnya di Indonesia ini. Seperti halnya Ki Hadjar Dewantara yang menghantam dinding kolonialisme, maka kita pun harus berani menghajar tembok- tembok yang mengkerdilkan pikiran- pikiran kita dan malahan membuat kita jadi tidak terdidik karena kita malas untuk mengedukasi diri dan mempelajari hal- hal yang baru.

Dan cara saya dalam merayakan Hari Pendidikan Nasional ini adalah dengan tetap konsisten membicarakan kebenaran sebagai bagian untuk edukasi diri dan sharing ilmu pengetahuan kepada sesama seperti halnya membicarakan penindasan yang dilakukan di Papua oleh kelompok tertentu, radikalisme Indonesia saat ini, empati dan kemanusiaan yang melebihi agama dan tentunya membicarakan ganja sebagai penyembuh segala bangsa secara sadar dan tanpa paksaan. Apakah kita sudah terdidik? Kalau saya sih inginnya selalu dididik dan mendidik.

Selamat Hari Pendidikan Nasional!


Jakarta, 2 Mei 2017


Noel Setiadi a.k.a Heaven Yeah!



(1) https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Pendidikan_Nasional
(2) https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan


*the pics taken from google picture

1 comment:

Powered by Blogger.