Ketika Keringat Kita Masih Terasa Asin

Ketika keringat kita masih terasa asin, pastikan tengkuk leher kita tak mendangak tinggi.
Kita selalu memuntahkan pikiran brilian yang sebenarnya mematikan kita kelak.
Walau memang hidup akan mati akhirnya--tapi apakah kita tak ingin tenggelam dan menghilang dalam kemanisan?
Kembali aku bicara tentang kita dan mereka.
Jiwa ini resah sebenarnya menghidupi asa.
Siapa mereka bicarakan soal kemungkinan?
Siapa kita yang berlagak pahlawan?
Tapi aku percaya waktunya akan datang.
Dipilahnya kita.
Dimurnikannya mereka.
Di depan sana ada kehidupan sesungguhnya.

Jakarta, Desember 2013


Noel Setiadi