Musik Reggae dan Gerakan Rastafari di Indonesia- sekedar pandangan pribadi - cuma tulisan liar biasa

Musik Reggae dan Gerakan Rastafari di Indonesia- sekedar pandangan pribadi

Tulisan saya kali ini ingin membahas secara langsung dan tanpa tedeng aling- aling soal musik Reggae dan gerakan Rastafari (dibaca: Rastafar-eye) di Indonesia. Kenapa harus Reggae dan Rastafari? Ya karena keduanya sebenarnya adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bagi saya, orang yang mengenal dan menikmati musik Reggae tanpa mengenal (minimal mengetahui) soal Rastafari adalah kesia- siaan. Rastafari sebagai tokoh dan gerakan adalah nafasnya musik Reggae itu sendiri, sehingga musik Reggae tidak lagi menjadi sekedar musik namun menjadi sebuah budaya. Budaya yang sangat kaya nilainya karena memang antara musik Reggae dan gerakan Rastafari itu sendiri saling mengisi dan saling melengkapi. Seperti halnya konsep I&I atau I’n I (dibaca: eye and eye) yang berarti oneness atau menyatu/ bersatu dengan Yang Maha Tinggi atau Almighty Jah atau bahasa Jawanya Manunggaling Kawulo Gusti. See, lihatlah betapa Reggae sebagai budaya memang amat sangat kaya dan bernilai spiritual.

Pernah gak berpikir kalau musik Reggae jika dihubungkan dengan kata regem yang artinya Raja dalam bahasa Latin, mempunyai makna yang sangat mendalam? Yeah, musik untuk Raja. Silahkan ditafsirkan Raja bagi kalian sendiri itu siapa. Itu sah- sah saja. Namun dalam kaitan musik Reggae dengan gerakan Rastafari, maka Raja yang dimaksud adalah Yang Mulia Kaisar ke 225 dari Ethiopia: Haile Selassie I (ke satu)-- kalau bahasa english-nya His Imperial Majesty (H.I.M) Emperor Haile Selassie I (dibaca: eye). Kadang para pengikut Rastafari (entah musisi Reggae atau pekerjaan lainnya) menyebutnya antara lain seperti Jah Rastafari, King Tafari, Selassie I dan bahkan Christ in His Kingly Character, serta masih banyak sebutan lainnya untuk Raja ini. Apakah pencinta musik Reggae yang Bob Marley sentris di Indonesia ini memperhatikan kehidupan spiritual dari pujaannya? Apakah pencinta musik Reggae yang Bob Marley sentris di Indonesia ini memperhatikan salam pembuka yang beliau lontarkan sebelum memulai konsernya? Biar saya beri tahu salam pembukanya: “Greetings in the name of His Imperial Majesty Emperor Haile Selassie I the 1st, Jah Rastafari!” Pernah berpikir gak ini maksudnya apa? Atau jangan- jangan beliau sekedar ngoceh- ngoceh doang karena sebelum perform bermeditasi lewat wanginya Marijuana? Bob Marley alias Berhane Selassie (nama baptis dia menjelang matinya, yang diberikan oleh Ethiopian Orthodox Tewahedo)-- yang artinya Cahaya Tritunggal adalah seorang pembawa cahaya Rastafari sejati. Glory to Jah the prophet has come through all these ages!



Rastafari! Kata ini adalah kata sakti. Bukan penyebutan atau penulisan seperti rastafara, rastafarai, atau sebutan rasta dengan embel- embel akhiran yang tidak jelas juntrungannya. Sekali lagi, ingatlah: Rastafari (dibaca: Rastafar-eye). Atau kalian tahu bahwa sering kali Bob Marley membuka konser dengan membacakan Mazmur/ Psalm Raja Daud/ King David/ Nabi Daud nomor 87? Oia, bicara tentang Raja Daud atau Nabi Daud, apa kalian tahu kalau Kaisar Haile Selassie I ini datang dari keturunan Nabi Daud lewat Raja Salomo/ King Solomon/ Nabi Sulaiman dan Ratu Sheba/ Queen of Sheba/ Ratu Bilqis yang mempunyai anak satu- satunya yang bernama Menyelek/ Menelik/ David-- sesuai dengan yang dituliskan dalam buku Kebra Nagast (Glory of The Kings (of Ethiopia))? Merekalah (pengikut Rastafari) khususnya dari salah satu rumah besar (Mansion) di gerakan Rastafari yaitu Twelve Tribes of Israel (TTOI) yang didirikan oleh Dr. Vernon Carrington/ Prophet Gad/ Brother Gad pada tahun 1968 di Jamaika, yang menyebut diri mereka sebagai Spiritual Israel. Oia, Bob Marley juga adalah anggota dari TTOI lhoo dari Suku Joseph/ Yowsep/ Yusuf yang dibuang ke Mesir oleh saudara- saudaranya. Selain Bob Marley ada beberapa artis Reggae dari Mansion TTOI antara lain Israel Vibration, Ijahman Levy, dan Julian Marley.


Bicara soal Mansion di gerakan Rastafari, selain TTOI terdapat Nyabinghi Order dan Bobo Shanti. Masing- masing Mansion juga punya artis Reggaenya sendiri dan tiap Mansion punya cara dan ritualnya sendiri dalam mengikuti Rastafari. Kalau tahu artis Sizzla, nahh dia datang dari Mansion Bobo Shanti. Dan begitu banyak style dalam mengikuti Rastafari. Itu sah- sah saja. Bahkan band hardcore punk Bad Brains juga pengikut Rastafari, oleh karena itulah makanya ada lagu- lagu Reggae dalam karya mereka. Di Indonesia sendiri menurut saya yang merepresentasikan Rasta Livity dalam gerakan Rastafari adalah musisi Reggae Ras Muhamad. Album Salam dari Ras Muhamad sangat kaya akan nilai- nilai spiritualnya dan bukan dengan lirik- lirik klise nan basi. Lagu “Burden To Bear” juga sangat Rastafari, spiritual dan membangkitkan semangat sekali. Sekali lagi, Reggae dan Rastafari tidak bisa dipisahkan!

Ya, Ethiopia atau Cush sudah acap kali dibicarakan dalam Kitab Suci orang Nasrani. Bahkan dalam Al-quran pun disebut sebagai Abyssinia, dan bahkan di Abyssinia yang merupakan Kerajaan Kristen dijadikan tempat hijrah pertama umat Muslim sebelum ke Mekkah dan Madinah. Benua Afrika dahulu kala bernama Ethiopia lhoo dan gerakan Rastafari melihat Ethiopia sebagai Yerusalem Baru atau sebutan kerennya Zion. Tapi kalau anda punya tafsiran lain soal Zion ya monggo. Buat saya pribadi, Zion adalah representasi kebaikan itu sendiri dan bukan Zionist yaa. Sekedar informasi, Ethiopia/ Cush sendiri adalah saudara dari Mizraim (Mesir), Put (Libya) dan Canaan. Dan tahu gak siapa bapak mereka? Bapaknya mereka adalah Ham yang adalah saudara dari Sem dan Yafet. Nah, siapa bapaknya Ham, Sem dan Yafet? Nuh/ Nabi Nuh/ Noah lah bapaknya mereka. Asyik kan, jadi belajar sejarah kita? Ahh, begitu banyak keterkaitan dalam kesatuan sebenarnya kalau diuraikan di sini. Silahkan dicari- cari sendiri ya dan dimeditasikan supaya Mother Nature dan Father Time memancarkan sinar-Nya agar kita makin berkesadaran dan lebih mau belajar untuk menggali akar sejarah kita. Ya ya ya, masih terlalu banyak yang harus dikupas dan disampaikan. Semuanya terkoneksi. Innection kalau kata Rastaman. Silahkan digali sendiri sesuai dengan kebutuhan ya :)

Oia saya belum membahas asal kata Rastafari itu sendiri. Singkatnya, asal kata tersebut adalah dari Ras Tafari, nama Kaisar Haile Selassie I sebelum dinobatkan sebagai Kaisar pada tahun 1930. Udah segitu aja, yang lainnya dicari- cari sendiri yaa soal asal usul nama gerakan ini dan tentang Yang Mulia Haile Selassie I yang bergelar King of Kings, Lord of Lords dan Conquering Lion The Tribe of Judah ini. Hal ini penting supaya musik Reggae yang dinikmati bukan sekedar cekat- ceket, bukan sekedar lirik- lirik lagu cliche/ klise, bukan sekedar gimbal dan bukan sekedar ngebaks. Namun memang semuanya adalah Natural Mystic dan perlu dipelajari dan didalami serta syukur- syukur dapat dijalankan. Saya juga bukan ahli soal Reggae dan Rastafari tapi setidaknya saya mau belajar sehingga saya tahu musik Reggae setidaknya bukan Roots Reggae yang dipopulerkan oleh Bob Marley saja namun masih ada gelombang Nyabinghi, Lovers Rock, Dub, Dancehall dan sampai Sound System. Saya jadi tahu bahwa ngerap di Reggae itu bukan dari Rap/ Hip- hop itu sendiri melainkan adalah Deejay, walau roots Hip- hop sendiri adalah dari Reggae/ Jamaican Music juga. Dan saya jadi tahu bahwa DJ dalam budaya Reggae disebut dengan Selektah yang memegang kontrol Sound System. Dan mau apapun sub Reggaenya, spirit Rastafari pasti terasa. Rastafari adalah nyawanya. Bicara tentang Nyabinghi, para pengikut Rastafari menganggap musik Nyabinghi sebagai musik akar atau cikal dari segala musik khususnya Reggae. Itulah kenapa ketukan Reggae dan Nyabinghi bisa mix dan enak.


Perkenalan saya dengan Rastafari adalah saat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta yaitu saat saya memiliki kaset album “Rastaman Vibration” (1976) dari Bob Marley & The Wailers yang saya beli second dari seorang kakak kelas-- di mana di bagian sampul kasetnya ada gambar sketsa saat mereka di panggung dan ada bendera warna hijau, kuning dan merah representasi dari Ethiopia yang di bagian tengahnya ada tulisan “Rastafari”. Entah kenapa saat itu ada perasaan gimana gitu. Seolah- olah kata ini atau Rastafari ini minta untuk dicari, minta diketahui. Dan bagi saya ini keren, karena zaman SMP adalah masa- masa grunge masih berjaya sementara saya duduk di sudut sendirian mendengarkan album- album Bob Marley & The Wailers, Rastafara (bandnya Tony Q) dan terkadang Rancid. Selain karena hal di atas, perkenalan saya dengan Rastafari ini juga saya dapat dari lagu “War” (track ke 9) dalam album Rastaman Vibration di mana lirik lagunya adalah pidato dari Yang Mulia Haile Selassie I alias Rastafari di hadapan Liga Bangsa Bangsa (cikal dari PBB). Ya, berkat Rastafari saya jadi tahu apa itu hidup penuh kehormatan dan harga diri. Bukan menjadi pribadi yang bermalas- malasan tapi pribadi yang “surrender to Jah” dan "do good" seperti ketukan satu- dua Nyabinghi: dug dug- dug dug (do good- do good). Saya juga masih terus belajar dan belajar. Harus menjadi kuat seperti Singa Penakluk dari Suku Yehuda!

Saya berharap penikmat Reggae di Indonesia dapat lebih menggali musik Reggae itu sendiri supaya referensi musiknya lebih beragam. Dan semoga dapat lebih menunjukkan bahwa penikmat Reggae adalah orang- orang yang bertanggung jawab dan peduli pada hidupnya dan orang lain. Mari teladani Rastafari dan jadikan Reggae bukan sekedar musik tapi adalah budaya. Yeah, Rastafari live mi lion!!!


Jahkarta, 15 September 2017


H.Y a.k.a Noel Simeon

No comments

Powered by Blogger.